Selasa, 15 November 2016

analisis new media | komunikasi politik



 

ANALISIS NEW MEDIA DAN KOMUNIKASI POLITIK DI INDONESIA “KONTRUKSI KAMPANYE POLITIK JOKOWI DI MEDIA BARU”


Kemajuan tekonologi komunikasi mempunyai pengaruh besar pada perkembangan kehidupan manusia.   Teknologi komunikasi melahirkan berbagai media baru seperti internet, mempercepat sampainya informasi keberbagai penjuru dunia. Masyarakat modern tidak hanya membutuhkan suatu pemberitaan yang aktual, akurat, dan menarik, tetapi kecepatan pemberitaan menjadi faktor utama. Media massa yang mampu memenuhi kebutuhan tersebut adalah media online, sehingga portal berita online (news portal) di internet menjadi perhatian penting.   Situs berita online menjadi lebih digemari oleh masyarakat dibandingkan media mainstream karena informasinya benar-benar baru dan up to date.
Kemunculan media online menambah kategori Media massa yang ada saat ini yaitu Media cetak, media elektronik, dan media online. Werner J. Severin dan James W. Tankard dalam buku Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Media Massa (2005:458) mengutip dari Mc Luhan, mengatakan bahwa media online adalah gagasan baru dalam bermedia, namun New Media masih mengikut pada media lama dan bahkan sering memanfaatkan media lama sebagai tolak ukur dalam segi isi yang diterapkan di internet.
Di Indonesia media online diselenggarakan oleh beberapa situs web, termasuk yang memberitakan berita politik aktual, cepat dan menarik. Dalam konteks politik modern, media massa bukan hanya menjadi bagian yang integral dari politik tetapi juga memiliki posisi yang sentral dalam politik. Media massa merupakan merupakan saluran komunikasi politik yang banyak digunakan untuk kepentingan menyebarluaskan informasi, menjadi forum diskusi publik dan mengartikulasi tuntutan masyarakat yang beragam.
Burhan Bungin menyatakan bahwa pekerjaan media adalah mengkonstruksi realitas. Realitas media atau realitas yang ditampilkan dalam media dibangun dari fakta sedangkan fakta dari suatu realitas itu tidak statis, melainkan dinamis yang mungkin berubah ubah seiring dengan perubahan peristiwa itu sendiri. Realitas merupakan konstruksi sosial yang diciptakan individu walau ada kebenaran, disana namun kebenaran suatu realitas bersifat nisbi, yang berlaku sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial. (Bungin, 2008 : 11).
Komunikasi Politik di Media
Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan mendasar : Who Says What In Which Channel To Whom WithWhat Effect? (Effendy, 2001: 10). Laswell ingin menyebut komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.
Brian Mc Nair memberikan penekanan bahwa definisi komunikasi politik mencakup retorika politik baik verbal maupun tertulis, termasuk yang saat ini berkembang adalah bahasa politik. Tidak hanya secara retorik tetapi juga paralinguistik seperti bahasa tubuh dan tindakan berpolitik semisal boikot dan protes. (Mc Nair, 1999 : 4 – 12).
Wartawan media massa cenderung memilih seperangkat asumsi tertentu yang berimplikasi bagi pemilihan judul berita, struktur berita, dan keberpihakannya kepada seseorang atau sekelompok orang, meskipun keberpihakannya itu sering tidak disadari. Melalui penggunaan bahasa sebagai simbol yang utama, para wartawan mampu menciptakan, memelihara, mengembangkan, dan bahkan meruntuhkan suatu realitas. Ketika kita menyimak suatu wacana di media, sesungguhnya kita telah digiring untuk menyepakati apa yang ditanamkan oleh media.
Berita adalah realitas yang telah dikonstruksikan, sebab apa yang dilaporkan wartawan dalam teks – teks berita sebenarnya tak lebih dari menceritakan hasil reportasenya, dan dalam hal ini ia telah melakukan apa yang disebut sebagai suatu usaha mengkonstruksikan realitas. kegiatan mengkonstruksikan realitas itu sendiri diartikan sebagai “setiap upaya menceritakan sebuah peristiwa keadaam benda atau apapun”. Dengan demikian, sesungguhnya yang diliput media bukan murni realitas yang kita alami sehari – hari, karena media sebenarnya tidak mampu melaporkan suatu peristiwa secara persis seperti apa yang terjadi.
Bahasa adalah unsur penting dalam konstruksi realitas. jika dicermati secara teliti maka keseluruhan isi media massa sebenarnya adalah bahasa, baik verbal (lisan atau tulisan) maupun non verbal (gambar, foto, gerak – gerik, grafik, angka, tabel, dan lain – lain). Namun dalam media massa, bahasa sebenarnya tidak lagi semata sebagai alat untuk menggambarkan realitas, tetapi juga bisa menentukan citra atau gambaran yang akan muncul di benak khalayak tentang realitas itu sendiri.
Karena bahasa mengandung makna. Pilihan kata serta cara penyajian realitas ikut menentukan konstruksi realitas dan sekaligus menentukan makna yang muncul darinya. Dengan demikian, media massa mempunyai peluang besar untuk mempengaruhi makna dan gambaran yang di hasilkan lewat beritanya yang merupakan hasil dari konstruksi media massa terhadap realitas.
Dari pendapat di atas dapat dilihat bahwa tampilan media atas suatu peristiwa sebenarnya adalah konstruksi makna yang memiliki jarak dengan realitas yang sesungguhnya. Berita memaparkan fakta-fakta sekalipun bukanlah peristiwa yang sebenarnya. Di dalamnya telah dilakukan proses persepsi dan seleksi oleh wartawan dan dewan redaktur. Inilah yang menyebabkan mengapa berita ada yang ditampilkan dalam ukuran yang besar atau kecil, di depan atau di belakang, panjang atau pendek, komentar siapa yang banyak ditampilkan, sampai bagian mana yang dianggap kurang penting sehingga bisa dihilangkan.
Pembaca sering tidak menyadari bahwa isi media (media content) sangat dipengaruhi faktor-faktor ekstramedia sehingga khalayak harus diingatkan bahwa realitas media bukan merupakan cermin dari realitas yang ada, hanya merupakan alat untuk memotret sisi-sisi tertentu dari realitas yang telah dipilih produsen berita.
Komunikasi politik Jokowi di media baru menarik untuk dikaji, Analisis framing adalah alat yang tepat untuk melihat bagaimana cara wartawan menyusun fakta (melalui struktur berita, latar informasi, kutipan sumber), cara wartawan mengisahkan fakta (melalui kelengkapan berita 5W + 1H), cara wartawan menulis fakta (melalui detail koherensi, bentuk kalimat, kata ganti), dan cara wartawan menekankan fakta). Kecenderungan atau kecondongan wartawan dalam memahami suatu peristiwa, termasuk pemilu 2014 dapat diamati dengan perangkat tersebut. (Eriyanto, 2002 : 256). Melalui perangkat Framing ini kita akan melihat apakah media massa membuat simplifikasi, prioritas pada salah satu kandidat, dan membentuk struktur tertentu dalam berbagai isu Pemilihan umum 2014. Penelitian ini merupakan Kontruksi kampanye Politik Joko Widodo dimedia online.
Fokus Analisis
Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : Bagaimana kontruksi kampanye politik jokowi di media baru (Analisa framing Berita Pencalonan Jokowi sebagai Presiden)
Maksud Analisis
Maksud penelitian ini adalah bagaimana Ketiga Portal melakukan konstruksi berita tentang kampanye politik Joko Widodo sebagai calon presiden dalam pemilu 2014.
Tujuan Analisis
analisis ini bertujuan untuk memahami secara mendalam dan mengetahui konstruksi berita Detik.com, Metrotv.com dan Vivanews.com tentang kampanye politik Joko Widodo sebagai calon presiden dalam pemilihan umum 2014
Hasil Analisis : Berita awal kampanye (Detikcom, 4 Juni 2014) : “ Dugaan Jokowi Curi Start Kampanye, ini Penjelasan KPU ke Bawaslu”
Struktur Sintaksis
Detikcom kesan berimbang antara menyampaikan fakta yang ada dan tetap berusaha memperhalus dengan menggunakan isitilah tertentu. Dari sintaksis diketahui bahwa detikcom berpihak kepada Jokowi dengan memberikan kesan positif pada Jokowi. Hal yang memperkuat keberpihakan detikcom tersebut antara lain Pemilihan narasumber dan penyataan dari ketua KPU bahwa yang berhak menilai hal tersebut adalah bawaslu, dan pernyataan yang menyatakan bahwa yang dilakukan Jokowi tidak memenuhi unsur sebuah kampanye.
Dengan memilih Ketua KPU, detikcom berusaha memberikan advokasi kepada jokowi terkait peristiwa tersebut dengan menyitir pernyataan Ketua KPU terkait pelanggaran curi start kampanye Jokowi dimana Bawaslu sebagai lembaga pengawas pelaksanaan pemilu melakukan klarifikasi kepada semua pihak termasuk kepada KPU.
Struktur Skrip
Dengan memperhatikan skrip dalam pemberitaan ini, tidak memenuhi sebagai pemberitaan yang berimbang, karena membahas terkait suatu pelanggaran kampanye pemilu yang dikutip adalah pernyataan dari Ketua KPU yang menjadi pelaksana pemilu tersebut. Seharusnya yang menjadi narasumber yang paling tepat itu adalah bawaslu yaitu lembaga yang memiliki fungsi sebagai pengawas dari pelaksanaan pemilu tersebut.
Struktur Tematik
Secara keseluruhan pemberitaan ini memiliki 2 tema, yaitu bahwa ada peristiwa yang menjadi sebab pemanggilan Jokowi oleh bawaslu, yaitu pidato yang dilakukan Jokowi pada saat pencabutan nomor urut pemilu presiden, dan pandangan dari Ketua KPU yang menyatakan bahwa apa yang dilakukan oleh Jokowi tersebut bukanlah termasuk dalam kategori kampanye, karena tidak ada penyampaian visi, misi dan program.
Disini dapat kita simpulkan bahwa detikcom berusaha memberikan pembelaan kepada Jokowi atas tuduhan curi start kampanye yang dituduhkan kepadanya, dengan mengesankan bahwa apa yang dilakukan Jokowi tersebut bukanlah termasuk dalam kategori kampanye.
Struktur Retoris
Upaya pembenaran terhadap yang dilakukan oleh Jokowi dengan menyatakan hal tersebut bukanlah termasuk dalam kategori kampanye, memperlihatkan dengan jelas keberpihakan Detikcom kepada Jokowi.
Kutipan pernyataan narasumber ” ya sulit dijawab demikian…” merupakan penegasan dari berita ini bahwa apa yang dilakukan Jokowi termasuk dalam kategori kampanye.
Secara retoris, berita ini berusaha membangun sebuah persepsi bahwa benar bahwa Jokowi melakukan ajakan untuk memilih nomor 2, tetapi berita ini berusaha membentuk opini bahwa apa yang dilakukan Jokowi itu bukanlah termasuk dalam kategori kampanye, yang berarti apa yang dilakukan Jokowi bukanlah sebuah pelanggaran curi start kampanye.


penjelasannya :
Kontruksi kampanye politik Jokowi yang dilakukan oleh Detikcom dari berita diawal kampanye yang membahas terkait dugaan curi start kampanye yang berisi keterangan KPU sebagai pelaksana acara tersebut. Detikcom mengatakan jokowi melakukan curi start kampanye, menuduh jokowi yang dilakukan Detikcom pada Judul berita itu merupakan penekanan. Karena walaupun didalam judul beritanya detikcom mengatakan Jokowi melakukan curi start kampanye padahal detikcom mengetahui bahwa hal tersebut belum tentu masuk dalam kriteria curi start kampanye. Didalam beritanya penonjolan teks oleh detikcom mengatakan bahwa Jokowi tidak melakukan pelanggaran curi start kampanye yang dikutip dari pernyataan Ketua KPU yang merupakan pelaksana pemilu presiden tersebut. untuk melakukan kampanye pemilu. Dibalik kalimat curi start tersebut, detikcom sebenarnya melakukan kampanye pemilu untuk meningkatkan nilai Jokowi pada pembaca beritanya. Karena media ini mengetahui perbedaan kriteria kampanye pemilu dan kampanye politik. detikcom sebenarnya mengetahui hal tersebut. bahwa penggunaan kata curi start kampanye dalam penekanan kalimat judul beritanya, bukan dimaksud mengatakan Jokowi melakukan curi start kampanye tersebut. Berarti detikcom bekerja sama dengan jokowi melakukan kampanye pemilu.
Karena bawaslu hanya melakukan pengawasan terhadap kandidat peserta pemilu dalam melakukan kampanye pemilu, dan tidak mengawasi media yang melakukan kampanye pemilu tersebut menyebabkan media tidak peduli pemberitaan yang dilakukan termasuk kampanye pemilu atau kampanye politik. Dalam Prakteknya sebelum masa kampanye sudah melakukan kampanye politik jokowi, yaitu membahas tentang pemanggilan Bawaslu kepada jokowi dimana yang ditonjolkan dalam berita tersebut adalah Jokowi.
Pada akhir masa kampanye Detikcom mencitrakan sebagai tokoh yang banyak mendapat dukungan. Hal ini disampaikan dalam bentuk informasi bahwa acara yang diselenggarakan sebagai kampanye hari terakhir Jokowi yang dilaksanakan dalam bentuk konser / hiburan musik dihadir oleh pendukung yang sangat banyak, serta didukung oleh para artis yang memberi hiburan kepada para pendukung Jokowi yang hadir dalam acara tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar