Selasa, 15 November 2016

Telekomunitas | teori komunikasi



TELEKOMUNITAS
1. Memikirkan kembali komunitas
          Untuk istilah yang begitu berlebihan digunakan dalam publik media, adalah luar biasa bagaimana community tidak terlalu banyak diteorikan pada hari ini. Namun demikian hal tertentu yang patut dihargi dari komunitas adalah terus bertahan sepanjang wacana modernitas sebagai satu istilah acuan kunci dan sebagai narasi legitimasi bagi ilmu manusia wacana kewargaanpada abad ke-19 teorisi utama tentang komunitas adalah Tennis dan Emile durkhim.
          Pada bab ini relevansi ats penjelasan yang lama dan penjelasan yang baru komunitas bagi komunitas untuk mempelajari media dan komunikasi akan benar-benar dikaji. Secra khusus, kita akan mengkaji apakah medium broadcast dan medium network dan komunikasi bisa memberi konteks bagi komunitas seperti yang mendefinisikan oleh penjelasan diatas.
2. Teori-teori klasik tentang komunitas
          Sampai belakangan ini, kegunaan konvensional atas istilah komunitas dalam ilmu-ilmu humanivora cenderung membuat itu sebagai formalisasi atau deviasi dari apa yang Emile Durkhim gambarkan sebagai conciensi collective yang ia definisikan sebagai seperangkat kenyakinan dan sentimen umum hingga rata-rata anggota masyarakat tunggal yang membentuk sistem penentu yang memiliki kehidupan sendiri adalah salah satu yang mendapatkan status sebagai fakta sosial, karena mimiliki elektivitas dan peran untuk dimainkan dalam integrasi sosial.
          Bagi Durkhim, awal dari apa yang tonnies itu menciptakan rasa keseluruhan yang lemah terhadap consiense collective untuk setiap masyarakat tertentu secara keseluruhan. Bagi dia pembagian tenaga kerja bukan kegiatan pemersatu yang cukup untuk mengatasi hilangnya ikatan ideasional. Perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat moderen. Oleh karena itu, adalah transformasi dalam isntektur masyarakat. Dalam istilah itu, tidak berarti bahwa individu-individu dalam masyarakat modern, oleh karena itu, adalah transformasi dalam arsitektur masyarakat.
3. Akhir dari sosial dan wacana baru tentang komunitas
          Munculnya network society bersama-sama dengan perdebatan bahwa ikatan sosial dan peraktik sosial bersifat jauh lebih kapiler dalam masyarakat moderen, dan bahwa seperti sosial whole dapat menjadi efektif dalam integrasi atas orang-orang telah mengungkapkan pernyataan-pernyataan baru ini tentang akhir dari kondisi sosial.
          Masalah dengan masyarakat seperti itu adalah menghasilkan setting dimana norma-norma berubah dengan cepat karena terus menerus harus mendefinisikan ulang, Menghasilkan krisis tentang bagaimana individu diintegrasikan.
          Menurut Rose pengembangan ontologi sosial dizaman sekarang oleh diselimuti oleh wacana-wacana cara berbica dan berfikir yang mengelola pengalaman atas realitas sosial. Ini kadang-kadang disebut mengikuti Michel Falcault sebagai governmentality. sosial hanya memiliki satu kesatuan sepanjang itu atas nama sosial sehingga berbagai tekanan politik dikatakan akan dibebankan pada populasi untuk keperluan pemerintah derunnasional. Banyak dari kecenderungan ini telah menjadi perlu, menurut tepatnya karena erosi atas kekuasaan negara tradisional akibat globalisasi yang mensyaratkan spesialisasi baru atas peemerintah untuk mengelola politik dan ekonomi. Ini telah membawa jenis baru wacana tentang kontrol dimana proses ekonomi abstrak dibicarakan dalam segi kepentingan komunitas.
4. Globalisasi dan konteks sosial
          Bagi Rose masyarakat dan komunitas dipandang sebagai konstruksi-konstruksi diskursif yang telah berubah peran pembentukan peran dan gagasan ekonomi nasional adalah syarat utama bagi pemisahan bagi domain sosial berbeda. touraise mengakui yang kontras dengan pandangan kaum globalis ekstrem, bahwa peristiwa-peristiwa yang dikatakan telah menghasilkan globalisasi.
          Dalam konteks kontemporer. Karena itu tauraine mengajukan bahwa tugas utama bagi sosiologi hari ini adalah harus menemukan prinsip baru yang mampu menggantikan gagasan tentang masyarakat dan lebih khusus lagi tentang masyarakat nasional, yang begitu lama memainkan pran mediasi dan integrasi. berpalingnya touraine ke teori sosial tentang subjek melalui individuasi, yang ia klaim diharuskan oleh demomposisi pasar global tentang norma sosial, memiliki banyak landasan yang sama dengan karya Jean-Lucnancy dalam The Imperative Community.
5. Bangkitnya komunitas global dan praktik
          Perspektif governmentataly, yang mengusulkan bahwa strategi-strategi diskursif menjadi semakin penting bagi pemeliharaan bentuk masyarakat negara bangsa, mengindentifikasi globalisasi sebagai dasar bagipemecahan antara sistem dan aktor. Globalisasi melihat mengikis agen-agen tingkat menengah dari integrasi sosial yang dulu pernah disediakan oleh masyarakat teknokratis.
          komunitas audiens dan komunitas online mengoptasi media massa untuk kegunaan-kegunaan interpersonal. untuk bergulat dengan sifat sosial dari jenis-jenis baru komunitas ini. Kita perlu memahami mereka bukan hanya sebagai komunitas online yang diorganisir melalui network.
          Saat komunitas-komunitas audiens bisa ditatadisekitar gambar, musik dan teks, baik komunitas online maupun komunitas audiens melibatkan bentuk-bentuk praktik yang diregulerkan. Saat komunitas kepercayaan menjadi terpisah dari tempat tertentu karena gerakan global tentang budaya, komunikasi modern menjadi semakin penting dalam rangka mempertahan mereka, karena mereka secara teratur menjadi pada jarak yag semakin melebar.
          Namun pada saat yang sama, sarana komunikasi yang semacam itu memungkinkan jenis-jenis baru ruang yang tersedia untuk dipraktikkan. Dalam tempat-tempat praktik tidak bedanya apakah mereka rasa global dan rasa lokal tentang tempat, ruang jasmani atau ruang elektronik. memang cymberspace adalah tempat yang kita bisa menjadi dekat dengan cara rutinitas kita bernavikasi seperti yang kita bisa dengan cara pengulangan bertemu orang-orang ketika kita pergi ke jalan.
6. Sosialitas dengan medium/objek
          sentralitas dari komunitas praktik untuk memahami saling keterkaitan antara komunitas lokal, dan komunitas lokal juga memerlukan diferensiasi antara cara jasmaniahdan cara virtual yang berhubungan dengan ruang. Seperti kita melihat dalam bab sebelumnya berinteraksi dengan medium dieksplorasi oleh perspektif-perspektif ritual dari komunikasi. komunikasi intersubjektif dieksplorasi oleh penjelasantransmis
7. Sosialitas dengan budaya
          Pendekatan integrasi pada media ini bisa dibedakan dri pendekatan interaksi yang membatasi diri pada integrasi subjektif. Dalam menganggap media sebagai lingkungan bagi sosiabilitas, muatan tradisional bagi bagi determinisme  teknologis tidak lagi tersangkut paut dalam cara mereka berada pada tahun awal-awal kajian media.
          Jenis yang muncul dalam lingkungan media biasanya tertanam jaringan atau pengolompokan bagi mobikitas teknososial. Jaringan ini yang selalu melibatkan tindakan yang tertanam dalam sarana teknis komunikasi atau transportasi, menjadi bermakna dalam diri merka sendiri, bukan sekedar sebagai sarana untuk memperluas hubungan face to face.

8. Sosialitas degan objek
          Ketergantungan pada jaringan tekno sosial mungkin memperhatikan berbagai jenis dari koneksi dan sirkulasi apa yang berdampingan dengan mereka. Semakin tertanam teknologi ke dalam jaringan, semakin dimungkinkan ia untuk terlibat dengan teknologi-teknologi tersebut sebagai tuuan itu menciptakan cara hidup tekno sosial model trasportasi bagi memehami peristiwa-peristiwa komunikatif menjadi berlebihan sebagaimana jenis sosial itu dikatakan menjadi pusat dari model ini yakni pengguna teknologi media.
          Dalam keadaan tindakan kita sehari-hari menjadi tertanam dalam jaringan teknologi, maka teknologi itu sendiri menjadi transparan. Dalam karya Knorr Cetina dimana gagasan tentang solidaritas bersifat objek, jika perlu secara epistemis dilandaskan dan tidak ditarik secara ritual.  Dengan kata lain memiliki keintiman epistemis dengan objek adalah penting tidak hanya ritual rutin berupa menggunakan ilmu sebagai sarana untuk mencapai tujuan tertentu. Dan memang dalam masyarakat post-social, ia mengkalim bahwa keintiman semacam itu dimulai menelan keintiman dengan manusia lainnya.
9. Masyarakat post sosial dan kesenjangan generasi
          konsekuensi utama bagi transsisi masyarakat informasi atau masyarakat pengetahuan yang mendapat banyak perhatian adalah melebarnya keadaan dan generasi yang disertai dengan konstraksi waktu dimana kesenjangan ini muncul. Dalam siklus yang semakin memendek cara dimana orang-orang dibentuk oleh media bakal dengan cepat usang. petrusahaan-perusahaan komputer memperkerjakan remaja jenius yang nampaknya memiliki bakat alam untuk komputer, dan membentuk jaringan mereka sendiri bagi asosiasi yang generasi tua tidak bisa dipahami.
          Mungkin beberapa studi lain tahun 19980-an menunjukkan kolerasi jelas antara theknophobia dan usia , Brosnan enggan menghubungkan keduanya , kecuali untuk menyatakan yang jelas bahwa semakin dini individu berpengalaman dengan komputer maka semakin berkurang kecemasan yang mereka alami dengan komputer.
10. komunitas network
          Dalam ukuran besra, sifat dari objek-objek yang konkret dalam hubungan ini memberikan bukti siap bagi kasus-kasus ritual untuk dimasukkan kemedia terkait. Namun itu dapat melakukannya sambil menyembunyikan hubungan kurang tampak yang individu-individu mungkin memiliki terhadap medium.
          Kita tidak boleh ber argumen bahwa studi-studi komunikasi tidak harus mengkaji interaksi-interaksi dengan medium yang tentunya punya kepentingan besar dengan masyarakat, tetapi suatu yang metefisik dari komunitas  tersebut dan dari teori-teori tentang mereka yang perlu diperiksa.
11. Komunitas broadcast
          Implikasi pertama dari kontras antara komunikasi broadcast dan komunikasi network yang dibahas dalam dua bab sebelumnya adalah bahwa studi tentang arsitektur komunikasi memungkinkan kita mempertimbangkan kembali broadcast sebagai medium teknis bagi integrasi sosial seperti jaringan komunikasi lewat komputer saat ini dipandang sebagai medium bagi indentitas dan komunitas.
          Yang membedakan bentuk-bentuk ritual broadcast dari riual media pada umumnya adalah publisitas suatu eleman dari sisplai dan jetertontonan . Publisitas dan tontonan publik tentu saja satu aspek yang tidak bisa dicapai di internet.
12. Telecomunity
          Istilah telecomunity dapat ditemukan dalam teks Alvin Tofler tanpa mendukung historisme dalam, teks ini kita dapat mengatakan bahwa dalam teori Tofler adalah salah satu yang berguna secara umum.
          sebagaimana kita telah melihat dari dalam bab ini komunitas virtual atau komunitas telemediated adalah mungkin dalam arsitektur komunitas broadcast atau dalam komunikasi  broadcast dan dalam komunikasi network . Ritual yang terlibat dalam setiap jenis komunitas memang berbeda seperti halnya bidang-bidang identifikasi yang mereka hasilkan. Kesamaan mereka adalah kesamaan kerakter yang memungkinkan partisipasi dikeajauhan dalam gerakan ekspansi dan kontraksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar